Forum Teknisi HP
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Belajar dari proses pertumbuhan pohon, Tanpa rasa takut, Tanpa berharap, Tanpa belenggu. semua tanpa rencana, hingga akhirnya berbuah!
 
HomeLatest imagesSearchRegisterLog in






Latest Topics
Topic
History
Written by
Cara Flashing lenovo k910 bootloop ?
TIPS DAN TRIK BLOWER BIAR AWET
Sharing Teknisi Borneo
All in one software BB
Salam Kenal
Anti Virus Teknisi handphone share dsini
izin
BLACKBERRY NUKED
Salam Kenal
Teknisi HP juga perlu paham mobile website
Fri 15 May - 8:20
Thu 14 May - 12:31
Wed 13 May - 10:50
Wed 13 May - 10:42
Sun 3 May - 19:51
Sun 3 May - 7:57
Sun 26 Apr - 5:07
Fri 24 Apr - 0:01
Sat 21 Mar - 22:34
Wed 11 Mar - 22:02











Share | 
 

 Ilmu yg tidak damalkan

View previous topic View next topic Go down 
AuthorMessage
Eduward

Ilmu yg tidak damalkan  Coolte22
Eduward

Cendol 787

Post : 603
Join date : 2011-04-05
Lokasi : Bandung
Age : 50

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:07

[You must be registered and logged in to see this link.]







[You must be registered and logged in to see this link.]
Dalam Al Qur’an dinyatakan bahwa orang yang tidak
beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan
ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta
ciptaan-Nya.

Sebaliknya, ciri menonjol pada
orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti
kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan
tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan
Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya
pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk
golongan yang berakal, yaitu

"…orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka."
(QS. Ali ‘Imraan, 3:190-191)



Di banyak ayat dalam Al Qur’an,
pernyataan seperti, "Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?"
, "terdapat
tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal,"
memberikan
penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda
kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung
jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di
langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan
penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk
direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:

"Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan."
(QS. An-Nahl,
16:11)
Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan
Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui,
pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil
ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon
besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya
sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan
berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji
tersebut berada.

Bagaimanakah sebutir biji
mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk
menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk
pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang
diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah
penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah
sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki
akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang
mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi
sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar
menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini
mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat
yang ada di dalam tanah.

Pengkajian ini menyimpulkan bahwa
sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada
kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang
dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah
sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?

Tak diragukan lagi, pertanyaan
ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang
memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah
diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada
dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak
terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan:

"Dan pada
sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).
(QS.
Al-An’aam, 6:59).

Dialah Allah yang menciptakan
biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:


"Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir
tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan.
Dia
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu
masih berpaling?
(QS. Al-An’aam, 6:95)

Biji hanyalah satu dari banyak
tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia
mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati
mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa"
dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh
alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.WALLAHU A’LAM


[You must be registered and logged in to see this link.]












[You must be registered and logged in to see this link.]










Hati, Mata, Telinga




Sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di
dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tidak
memahaminya?
” (QS 21:10).

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap-gulita kepada cahaya yang terang-benderang dengan seizinNya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
” (QS 5:16).
(Yaitu) jalan Allah yang kepunyaanNya segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan.” (QS
42:53).
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertangungjawabannya
.” (QS 17:36).
*
Dengan Al-Qur’an, Allah SWT telah memberikan petunjuk paripurna dan
terang-benderang. Bagi mereka yang mau membaca dan berpikir, terbentang dua
jalan: yang diridhai dan dimurkai Allah. Tetapi, begitu banyak manusia yang
lebih tunduk kepada setan dan hawa nafsu, ketimbang kepada Tuhan yang
menjanjikan surga.
Untuk sedikit kesenangan duniawi, kelalaian sengaja dimasuki. Untuk kemegahan
di dunia, keseimbangan tatanan alam tak dihiraukan. Untuk kekuasaan kebendaan,
isi bumi dikuras dengan kerakusan tiada tara. Untuk penaklukan wilayah, seluruh
nilai kemanusiaan diabaikan: hati nurani dibungkam, akal sehat dibabat.
Kegagalan membaca dan memahami, menimbulkan bencana alam dan kemanusiaan.
Bencana-bencana itu menjerumuskan manusia ke dalam lingkaran
fakir-kafir-kufur.”
Manusia harus segera hijrah dari keadaan gelap-gulita kepada cahaya yang
terang-benderang. Kembali kepada kemuliaan. Sebab, kita bukanlah binatang
ternak atau makhluk yang lebih sesat lagi. "Manusia diciptakan Allah dalam
bentuk yang sebaik-baiknya"
(QS 95:4).
Manusia Indonesia harus segera kembali kepada Allah, pusat segala urusan.
Kembali kepada Allah adalah kembali kepada Al-Qur’an. Kembali kepada tugas yang
diberikan Tuhan, sebagai khalifah di muka bumi:"untuk menjadi rahmat bagi
semesta alam
"(QS 21:107). Tidak merugikan manusia pada hak-haknya, dan tidak
merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan (QS 26:181-184).
*
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas
penglihatannya?
” (QS 45:23).
Demikianlah Allah mengunci mata hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.”
(QS 30:59).
Tentu, tidak seorang waras pun yang ingin termasuk ke dalam golongan yang
terkunci mati dan merugi. Tidak ingin, bersama jin, menjadi isi neraka Jahanam.
Menjadi golongan dari mereka yang “…Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai
.” (QS 7:179).




[You must be registered and logged in to see this link.]












[You must be registered and logged in to see this link.]






Allah, Air, dan Alam Semesta




"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?
” (QS. Al Anbiya: 30)
Tanggal 22 Maret diperingati sebagai Hari Air sedunia. Tepat sebulan sebelum
peringatan besar dunia, Jakarta kebanjiran hebat. Bukan hanya masyarakat
Jakarta dan sekitarnya yang panik. Ekonomi Indonesia lumpuh sementara duniapun
ikut sibuk mengurusi.
Pengantar menu utama kali ini akan menyoroti bagaimana Allah Sang Khalik
menciptakan alam semesta dan seisinya dari air. Secara ilmiah, terjadinya alam
semesta dijelaskan dalam Teori Big Bang. Teori ini menerangkan sekitar 13.700
juta tahun yang lalu terdapatlah benda padat yang kerapatannya sangat tinggi
dan panas dengan suhu lebih dari 1000° triliyun Kelvin. Benda inipun meledak.
Maka dimulailah detak waktu. 4 menit kemudian terciptalah inti Helium dan inti
Hidrogen. 30 menit kemudian tercipta elektron, proton, neutron. Debu-debu dari
pecahan benda tersebut berkembang selama berjuta tahun. Mengembang dan
membentuk format baru menjadi benda langit.
Salah satu pecahannya menjadi Merkurius, Mars, Venus, dan Bumi. Sebelum
menjadi daratan seperti sekarang ini, bumi mengalamai pembabakan waktu yang
dikenal dengan waktu Geologi. Umur pertamanya dikenal dengan Jaman Pleistosen
atau pembentukan awal. Bumi yang merupakan serpihan ledakan masih diselimuti
es. Suhu alam semesta masih sangat dingin. Mahluk hidup yang ada dimulai dengan
mahluk bersel satu. Ribuan tahun kemudian, es dipermukaan bumi mulai mencair
diperkirakan pada zaman inilah dimulai kehidupan mamalia, tumbuh-tumbuhan, dan
munculnya struktur permukaan bumi seperti sungai, gunung, tebing, gunugn dan
lainnya.
Yang menarik, bahkan terbentuknya lembah jurang dan permukaan bumi lainnya
tidak terlepas dari peranan air. Bentangan alam yang terjadi akibat pengikisan
air yang melalui tanah dan batuan. Terjadinya jurang akibat batuan yang
resisten terkikis air dalam kurun waktu yang terus menerus. Terbentuknya sebuah
pulau bisa disebabkan pasir-pasir yang dibawa air menyangkut di akar tanaman
bakau. Dan masih banyak peristiwa bumi lain yang tidak bisa dipisahkan dari air.
Air sumber kehidupan. Air pula yang menyebabkan kepunahan. Namun air tidak
berdiri sendiri. Ada komponen lain yang menyebabkan air begitu dahsyat dalam
menjaga kestabilan kehidupan alam semesta. Penebangan hutan secara liar
menyebabkan laju air yang tidak tertahan mengakibatkan erosi, banjir, tanah
longsor, dan akibat berbahaya lainnya. Padahal fungsi hutan adalah sebagai
paru-paru dunia, pelestarian ekosistem, dan sumber penyimpanan air tanah. Fahmi
Amhar, dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional membenarkan bahwa
adanya bencana banjir bisa diakibatkan sedikitnya lahan hijau di jakarta maupun
di kota-kota lain. “Miskinnya lahan hijau, dangkalnya kawasan pantai serta
langkanya daerah serapan air menjadi penyebab utama munculnya banjir besar di wilayah
Jadetabek.”
Ahmad Zakir dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) membandingkan kondisi
Jakarta dengan Papua yang daerah hutannya masih banyak. “Di Papua kini sedang
berlangsung musim hujan hebat yang berkepanjangan. Namun tidak menimbulkan
banjir.”
Bukan hanya derasnya air yang membabi buta dan kekeringan yang dipengaruhi
gaya hidup manusia yang membuat bencana. Membuang sampah anorganik tanpa diolah
terlebih dahulu menyebabkan air tidak mampu terserap di dalam tanah. Jika
sampah tersebut di buang ke laut, permukaan laut akan tertutup dan menyulitkan
mahluk hidup di dalamnya memperpanjang usia karena tidak bisa memproduksi
makanan sendiri. Sebagian hewan yang memakan sampah anorganik itu akan berakhir
dengan kematian.
Masih berkaitan dengan air. Isu paling anyar yang muncul saat ini adalah
pemanasan global dan ketidakstabilan iklim yang menyebabkan badai panas Elnino
mengancam peradaban kehidupan. Sebuah data di situs walhi menyebutkan bahwa
adanya efek rumah kaca dan asap kendaraan bermotor yang tidak terkendali
menimbulkan suhu bumi selama 50 tahun terakhir ini meningkat cepat. Banjir
besar tengah mengancam dunia karena es di kutub perlahan tapi pasti mulai
mencair.
Hal lain yang dapat merusak keseimbangan alam adalah eksplorasi alam secara
tidak terkendali. Pengeboran mineral bumi secara serampangan bisa membuat
lapisan di dalam bumi bergeser. Pergeseran ini akan menyebabkan gempa yang
umumnya dikenal dengan gempa tektonik. Akibat dari pengeboran itu juga dapat
menimbulkan mineral lain keluar, seperti yang terjadi di Sidoarjo dalam kasus
lumpur panas. Keluarnya lumpur dari dalam bumi mengakibatkan struktur lapisan
tidak stabil dan mengalami pergeseran. Dan jika pergeseran ini diisi oleh air,
maka tidak mungkin terjadi pengikisan yang lama-kelamaan membuat celah. Lebih
buruk lagi membuat pulau menjadi terpisah.
Dari data yang didapat dari sebuah situs bencana, Indonesia merupakan salah
satu negara yang sering diterpa bencana alam. Malapetaka terdahsyat dalam 5
tahun terakhir terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 ketika Gelombang Tsunami
menyapu Aceh dan Sumatera Utara. Dari situ bencana-bencana besar terus
bergulir, mulai dari masalah sampah yang menggunung di Bandung, Gunung Merapi
yang kembali aktif, Demam Berdarah, Lumpur panas di Sidoarjo, Kebakaran hutan
di Kalimantan dan Sumatera, longsor, banjir dan lain-lain.
"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan)
yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya [683], dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti
menguasasinya [684], tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam
atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang
sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir
." QS:
YUNUS:24
Di balik hamparan bumi yang indah dan air yang mengalir, di sana ada
tangan-tangan manusia yang merusaknya. Adanya bencana memang bukan kehendak
manusia, namun kita bisa menjadi penyebabnya. Disadari atau tidak bahwa alam
semesta memiliki keterkaitan satu sama lain. Kerusakan di satu sistem akan
menimbulkan terganggunya sistem yang lain. Percikan air yang lembut dan
menyegarkan seketika bisa amat menakutkan dalam jumlah besar.
Ayat di atas dengan jelas menyebutkan Allahlah yang mengirimkan air dari
langit sehingga kehidupan itu muncul di dunia. Dan ketika manusia mengira bahwa
ialah pemiliknya sehingga memperlakukan alam dengan semena-mena. Maka datanglah
azab yang tidak pernah di duga. Beberapa alumni mengalamai kejutan bencana itu.
Very dan keluarganya yang harus kehilangan perabotan rumah karena dihanyutkan
banjir, Nash yang mendapati keluarganya hilang ditelan Tsunami ketika pulang
membeli sarapan, dan Siti yang mendapati anak dan suaminya meninggal saat gempa
menggoyang makan malam mereka.
Tidak ada yang menduga kapan bencana itu terjadi. Tidak siang maupun malam.
Allah sudah menjelaskan semua itu dengan sangat terang. Dan sebagai penutupnya
Allah berkata. “Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)
kepada orang-orang yang berfikir.”




[You must be registered and logged in to see this link.]












[You must be registered and logged in to see this link.]


July 6th, 2007 by g0mbl3h


Belajar kepada Alam


Katakanlah: ‘Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di
darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara
yang lembut (dengan mengatakan):’ “Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami
dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur
’.” (QS 6:
63)

Alam. Lingkungan. Dua kata itu adalah sesuatu yang sangat
dekat dengan kita, namun terkadang kita tidak sadar akan keberadaannya.
Kehidupan modern membuat kita berpikiran antroposentris—berfokus hanya pada
kepentingan dan keperluan manusia. Padahal, alam dan lingkungan adalah juga
makhluk Allah yang harus dijaga. Tertutupnya suara hati membuat manusia acap
memandang makhluk selain dirinya dengan sebelah mata, dan bertindak semaunya.
Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan alam.
Antroposentrisme adalah sebuah pandangan-dunia yang berfokus pada manusia.
Aliran ini sangat lekat dalam dunia modern, dan sudah dirintis sejak Socrates
mendengung-dengungkan slogan: ”Kenali dirimu.” Aliran yang kemudian dikukuhkan
oleh pemikiran rasionalisme Descartes itu menyatakan bahwa manusia adalah
pusat, dan ini berarti organisme lainnya — binatang, tumbuhan, mahkluk hidup
lainnya, yang berjumlah milyaran — diabaikan.
Kepedulian terhadap lingkungan hanya bersifat instrumental. Karena, hanya
bernilai sejauh memberikan kepentingan dan kebaikan bagi manusia. Karena itu,
antroposentrisme tidak mempertimbangkan spesies lain, dan sebenarnya juga
bersifat “egoisme spesies,” “chauvinisme spesies,” dan “instrumentalisme.”
Pandangan-dunia antroposentrisme harus diperluas. Organisme lain harus dianggap
juga sebagai moral patients, harus dihargai sebagai stakeholder dalam
menentukan tindakan moral. Pendekatan ekologis (alam) dan kosmologis (alam
semesta) juga diperlukan. Etika lingkungan, misalnya, menjunjung tinggi
penghormatan kepada lingkungan alam, sebagai bagian dari “tetangga” manusia,
dan kesadaran untuk menghindari pencemaran lingkungan dan pengurasan sumber
daya alam.
Sesungguhnya, sebagaimana Surat Asy Syams yang sering dilantunkan pada
pelatihan ESQ, semua makhlukNya, adalah satu kesatuan, untuk bertawaf memutari
garis orbit yang sudah ditetapkan. Semua bersujud, dengan suara hati sebagai
barometer bagi manusia.
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di
langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar dari pada manusia? Dan banyak
di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang
dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah
berbuat apa yang Dia kehendaki
.” (QS 22: 18)
Oleh karena manusia, khalifah di Bumi ini, berpikir disharmoni dan ke luar dari
garis orbit, maka terjadilah musibah yang kita sebut bencana alam. Memang, ada
bencana yang tidak ada peran manusia di dalamnya, seperti gempa bumi, angin
topan, tsunami, dan gunung berapi. Tapi, tidak sedikit bencana yang terjadi
karena ulah manusia sendiri.
Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi
.” (QS 4: 79)
Alam beserta komponennya, seperti hujan, gunung, angin, lautan, dan pepohonan
seyogianya rahmat dari Tuhan untuk manusia. Begitu banyak penjelasan di
Al-Qur’an yang mengungkap hal itu.
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari
langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan
menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera
itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula)
bagimu sungai-sungai
.” (QS 14: 32)
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk
.” (QS 16: 15)
Apa yang bisa dipetik dari ayat-ayat yang tersurat di atas? Pertama, alam
sebenarnya bersahabat kepada kita dan diciptakan untuk menunjang fungsi
kekhalifahan manusia dalam mengelola kehidupan di bumi. Dan bahwa kita
diperintahkan untuk berpikir tentang alam, tentang makna di balik penciptaan
dan fenomena sunnatullah. Sebagai pembelajaran.
Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya
mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu tidak
mau kecuali mengingkari (ni’mat
).” (QS 25: 50)
Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari
langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada
perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berakal
.” (QS 45: 5).
Sesungguhnya, kalau kita bisa berkaca pada sejarah peradaban, begitu banyak
bencana yang sudah melanda dunia sejak dulu. Banjir besar ditimpakan pada umat
Nabi Nuh, suara yang menggemuruh dialami umat Nabi Syu’aib, dan tanah longsor
dahsyat melanda umat Luth.
Tidak sedikit Tuhan mengibaratkan suatu persoalan dengan alam sebagai
kiasannya.
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya,
tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami
jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir
.” (QS 10: 24)
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran
.” (QS 7:57)
Kedua, kalau kita perhatikan setiap ujung ayat, akan ada pesan tauhid dan
semangat untuk memaknai ayat-ayat yang tersirat, yaitu ayat Qauniah berupa alam
semesta. Dalam pelatihan ESQ, banyak bertebaran penafsiran yang mengupas tentang
men-tadabburi ayat yang tersirat dan tersurat. Dan dalam penutupan Temu Alumni
dan Rakernas ESQ II di Bukittinggi bulan lalu, Ary Ginanjar dengan sangat baik
memaknai Ngarai Sianok sebagai ayat-ayat suci.
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal
ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat
dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan
.” (QS 27: 88)
Ternyata, ilmu pengetahuan modern membuktikan hal itu. “Perjalanan gunung bak
awan” kini dikenal dengan continental drift—istilah yang digunakan pertama kali
pada National Geographic Society, Powers of Nature 1978.
Ternyata, kerak bumi seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat.
Harun Yahya menyatakan, pada awal abad ke-20, ilmuwan Jerman bernama Alfred
Wegener menyatakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa
awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah
ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Pada 1915, ia menyatakan bahwa sekitar 500 juta tahun lalu, seluruh tanah
daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan
Pangaea. Daratan itu terletak di Kutub Selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian, yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua
raksasa itu adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan itu, Gondwana
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea,
bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus, sejauh beberapa sentimeter
per tahun. Peristiwa itu juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara
wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Para geolog baru memahami penemuan itu 50 tahun setelah kematian Wegener, yaitu
1980. teknologi abad ke-20 mampu mengukur pergerakan benua yang berjalan dengan
kecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus
bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan.
Itulah salah satu contoh belajar dari alam. Sebuah upaya agar menambah tebal
keyakinan tauhid, dan agar kita lebih memahami lingkungan, hingga bisa menjaga
keteraturan hukum alam.
Sejumlah bencana telah terjadi. Hikmah apa yang kita petik? Kembali ke garis
orbit. Menjaga keseimbangan alam. Berbagai bencana, termasuk banjir besar yang
melanda Jakarta, hendaklah menjadi otokritik bagi kita semua, untuk evaluasi
diri. Itu adalah sebuah momentum untuk mencari dan memperbaiki penyebabnya,
yaitu diri kita sendiri. Suara hati harus diikuti, untuk selaras dengan lingkungan.

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya
ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami
coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar
mereka kembali (kepada kebenaran)
.” (QS 7: 168).
Tentu saja, bencana itu semua adalah kehendak dan cobaan Allah bagi orang yang
beriman.
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya
.” (QS 8: 25)
Semoga kita semua lulus dari segala ujian cobaan.
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya,
niscaya dia akan berkata: ’Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku’;
sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga
.” (QS 11: 10)
Semoga Indonesia mampu kembali ke garis orbit dan bangkit dari krisis setelah
belajar dari berbagai bencana ini. Sebagaimana metafora ayat di bawah ini:
Dan Allah, Dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan,
maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi
setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu
.” (QS 35: 9).
Back to top Go down

Eduward

Ilmu yg tidak damalkan  Coolte22
Eduward

Cendol 787

Post : 603
Join date : 2011-04-05
Lokasi : Bandung
Age : 50

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:12

Ilmu Yang Tidak Diamalkan



Kuliah Umum




27/01/2006



Firman Allah :

"Kabura maqtan `indallahi antaqulu malatafngalun"



Maksudnya:

"Sungguh besar kemurkaan Allah kepada mereka yang mengatakan (ilmu) tetapi tidak mengamalkan." (As-Saff:3)



Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:


"Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya, akan diazab Allah 500 tahun lebih dahulu dari penyembah berhala."



Jarang orang menganggap dirinya berdosa bila tidak mengamalkan ilmu yang
pernah dipelajarinya terutamanya ilmu-ilmu fardhu `ain, ilmu-ilmu baiki
diri. Padahal ilmu-ilmu yang kita pelajari yang tidak kita amalkan,
atau tidak berniat untuk mengamalkannya, itu adalah satu dosa juga.

Berpandu dari Al Quran dan Hadis di atas jelaslah satu dosa yang nyata
bagi orang yang tidak mengamalkan ilmunya. Sepatutnya kita selalu berdoa
dan merintih kepada Allah agar kita dilindungi dari ilmu-ilmu yang
tidak bermanfaat dan tidak diamalkan.


Kadangkala terjadi pembaziran masa dan tenaga dalam menuntut ilmu.
Ilmu-ilmu fardhu ain dan baiki diri tidak sungguh-sungguh dituntut
sehingga ilmu fardhu ain tidak cukup. Manakala ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan kehidupan di dunia seperti matematik, ekonomi , bilologi, kimia
dan lain-lain walaupun tidak salah mempelajarinya tetapi dipelajari
sampai berlebih-lebih.


Ertinya berlaku pembaziran dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
pekerjaan di dunia. Padahal membazir adalah kawan syaitan. Inilah yang
terjadi di dalam sistem pendidikan di dunia sekarang ini. Ilmu yang
diterapkan dalam pekerjaan professional seorang sarjana maksima hanya
10% dari ilmu-ilmu professional yang dia pelajari di bangku sekolah atau
universiti.


Firman Allah:

" Walatubazzir tabzira. Innalmubazzirina kanu ikhwanasy syayatin. wakanasy syaitanulirabbihi kafura."



Maksudnya:

"Dan janganlah kamu membazir. Bahawasanya orang-orang yang membazir itu
adalah daripada golongan syaitan dan syaitan itu sangat kufur pada
Tuhan." ( Al Isra`:26-27)




Ya Allah! aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu yang tidak diamalkan.Aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu untuk kemegahan.





Tuhan! Ilmu itu adalah cahaya penyuluh kehidupan. Jangan pula kehidupan orang lain tersuluh, kehidupanku kegelapa

n



Tuhan! Aku memohon kepada-Mu, jangan ilmu itu menjadi beban.Di Akhirat
kelak menjadi hujah dan saksi mengapa aku tidak mengamalkan.






Ya Allah, aku memohon kepada-Mu. Bertambah ilmu, bertambah amalan,
jangan sampai usahaku, orang lain selamat, aku tidak. Biarlah usahaku
itu, selamat dan menyelamatkan.






Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu daripada ilmu untuk mujadalah, bukan membantuku untuk beribadah dan bertaqwa.






Tuhan! Aku berlindung dengan-Mu jangan sampai ilmuku melaknatku semula
kerana bermegah-megah dan tidak mengamalkan. Jadikanlah aku bertambah
ilmu, bertambah dekat dengan Tuhan, bertambah ilmu bertambah ibadah dan
amalan.






Tuhan! jadikanlah ilmuku syafaatkan aku di Akhirat kelak, bukan melaknat aku.






Ya Allah! jadikanlah ilmu boleh memimpin diri dan orang lain. Boleh
menyuluh kehidupanku dan kehidupan orang. Mampu menyuluh hatiku dan
menyuluh hati orang. Seterusnya jadikanlah ilmuku sentiasa memberi
manfaat dan syafaat. Amin
Back to top Go down

mmm

Ilmu yg tidak damalkan  Default2


Cendol 6

Post : 8
Join date : 2011-04-22

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:20

Mantap cocok lw jadi ustadz ajahhhhh


[You must be registered and logged in to see this image.]
Back to top Go down

ipoey_funky

Ilmu yg tidak damalkan  Coolte25
ipoey_funky

Cendol 690

Post : 202
Join date : 2011-04-05
Lokasi : www.mobiletechspc.co.cc

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:23

[You must be registered and logged in to see this image.]
Back to top Go down

Eduward

Ilmu yg tidak damalkan  Coolte22
Eduward

Cendol 787

Post : 603
Join date : 2011-04-05
Lokasi : Bandung
Age : 50

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:27

Asem kui, Gawe Manuk bae Wkwkwkwkkwkwkwkw
Back to top Go down

Iw@N oKE

Ilmu yg tidak damalkan  Default2
Iw@N oKE

Cendol 0

Post : 3
Join date : 2011-04-21

Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  EmptyFri 22 Apr - 13:39

[You must be registered and logged in to see this image.]
Back to top Go down

Sponsored content




Ilmu yg tidak damalkan  Empty
PostSubject: Re: Ilmu yg tidak damalkan    Ilmu yg tidak damalkan  Empty

Back to top Go down

 

Ilmu yg tidak damalkan

View previous topic View next topic Back to top 

 Similar topics

-
» ikutan timba ilmu
» Ikutan Timba Ilmu
» 3110c tidak baca mmc
» Kalau Post "u Tidak Pd tempatnya
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Forum Teknisi HP :: Member Area :: Off Topic-